-isme

Akhiran -isme berasal dari bahasa Yunani -ismos, Latin -ismus, Prancis Kuno -isme, dan Inggris -ism. Akhiran ini menandakan suatu paham, ajaran, atau kepercayaan. Beberapa agama yang bersumber kepada kepercayaan tertentu juga memiliki akhiran -isme.

Hal-hal yang memiliki akhiran -isme:

  • Kepercayaan (Buddhisme, Yudaisme, Syamanisme, dll.)
  • Doktrin atau filosofi (pasifisme, olimpisme, nihilisme, dll.)
  • Teori yang dikembangkan oleh tokoh terkemuka (Marxisme, Maoisme, Leninisme, selengkapnya lihat: ideologi yang berasal dari nama orang)
  • Gerakan politis (feminisme, egalitarianisme, dll.)
  • Gerakan artistik (kubisme, anamorfisme, dll.)
  • Karakteristik, kualitas, atau bersumber (nasionalisme, heroisme, dll.)
  • Tindakan, proses, atau pekerjaan (voyeurisme, eksorsisme, dll.)
  • Keadaan atau kondisi (pauperisme, dll.)
  • Kelebihan, gangguan, atau penyakit (botulisme, autisme, dll.)
  • Bias atau diskriminasi (rasisme, seksisme, spesiesisme, dll.)
  • Karakteristik atau cara berbicara (yogiisme, bushisme, dll.)
  • Jenis kepercayaan
  • Lain-lain: alkoholisme, jurnalisme, turisme.

Akhiran -isme dalam bahasa Indonesia

Pada mulanya sufiks -isme memang dipungut dari bahasa asing, akan tetapi lambat laun afiks itu menjadi produktif, sehingga bentuk -isme dianggap layak diterapkan juga pada dasar kata Indonesia.[1] Selama afiks asing itu bermanfaat dan bahasa Indonesia tidak memiliki padanan dalam bentuk -nya yang tepat, afiks itu dapat diterima seperti halnya bahasa Indonesia pernah menerima sufiks -wan/-wati/-man. Jika imbuhan Indonesia dapat mengungkapkan konsep yang sama, afiks asing itu tidak perlu dipakai.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Alwi, et al., h. 237

Bacaan lanjutan

  • (Indonesia) Alwi, Hasan et al., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2003