Hōjō Masako

Midaidokoro Informasi pribadiLahir1156Meninggal16 Agustus 1225(1225-08-16) (umur 69)Suami/istriMinamoto no YoritomoHubunganHōjō Yoshitoki (saudara)
Kujō Yoritsune (ipar cucu)AnakMinamoto no Yoriie
Minamoto no SanetomoOrang tuaHōjō TokimasaPekerjaanBiarawati Buddha, politisi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Hōjō Masako (北条 政子) (1157-1225) merupakan seorang politikus sekaligus istri dari syogun pertama Jepang, Minamoto no Yoritomo. Ia juga akrab dipanggil dengan julukan “nun shogun” atau “ama shogun” (尼将軍) karena peran yang dimilikinya ketika pendirian Keshogunan Kamakura dan pengambilalihan kekuasaan Shogun ketika suaminya meninggal. Sepeninggal kematian Shogun pertama sekaligus suaminya, Yoritomo (1199), Masako mendedikasikan diri sebagai seorang biarawati.

Kehidupan Pribadi

Hōjō Masako yang lahir pada tahun 1156 merupakan putri sulung dari Hōjō Tokimasa, pemimpin Klan Hōjō yang berkuasa di Provinsi Izu. Ia terlahir ketika Kyoto, Ibu Kota Jepang kala itu tengah mengalami Pemberontakan Hogen. Masako tumbuh menjadi gadis yang berkepribadian tomboi. Sejak kecil, ia diajari untuk menunggang kuda, berburu, serta memancing.[1]

Masako jatuh cinta pada Yoritomo, seorang tahanan dari Klan Minamoto yang pada saat itu diasingkan oleh klan berkuasa, Klan Taira. Tokimasa yang takut dengan kemarahan Klan Taira akibat hubungan tersebut mencoba menjodohkan Masako dengan Yamaki Kanetaka (山木兼隆), seorang anggota Klan Taira sekaligus penjaga Yoritomo.[1] Namun, pada saat itu Masako dan Yoritomo melarikan diri ke pegunungan Izu dan menikah serta hidup di bawah perlindungan para biksu prajurit. Ketika Yoritomo memimpin Klan Minamoto untuk kembali menegaskan hegeomi yang mereka miliki dalam Perang Genpei, ia menjadi pemimpin absolut Jepang. Ia dinobatkan sebagai Shogun pertama oleh Kaisar Go-Shirakawa. Yoritomo pun membagi kekuasaan yang ia miliki dengan Masako.

Perselisihan keluarga

Hōjō Masako

Ketika Minamoto no Yoritomo meninggal pada tahun 1199, jabatannya sebagai shogun diwariskan pada putranya, Minamoto no Yoriie. Sepeninggal suaminya, Masako memutuskan untuk mencukur rambutnya dan menjadi seorang biarawati Buddha dann menerima tonsur dari dari Pendeta Gyoyu. Namun, menjadi biarawati tidak membuat Masako lantas tinggal di biara. Justru, Masako masih aktif dalam dunia perpolitikan, apalagi ia memiliki posisi yang kuat semenjak putranya menjadi shogun. Bersama ayahnya, Tokimasa dan saudara lelakinya, Masako membentuk dewan bupati untuk shogun sekaligus ananya, Yoriie. Namun, Yoriie yang membenci keluarga ibunya lebih memilih keluarga istrinya, Klan Hiki.

Setelah tidak sengaja mendengar plot yang dicanangkan oleh Yoriie dan mertuanya, Masako melaporkan dan menyerahkan putranya senidir kepada ayahnya untuk dihukum. Jabatan Yoriie sebagai shogun pun pada akhrnya diberikan kepada putra Masako yang lain, Minamoto no Sanetomo.

Referensi

  1. ^ a b "Hojo Masako - New World Encyclopedia". www.newworldencyclopedia.org. Diakses tanggal 2023-03-18.